Senin, 27 April 2009

MENUNTUT ILMU
Pemateri: Muhaimin, S.Ag
Senin, 24 Juli 2006 (10.30-11.30 WIB)

Ilmu adalah cahaya, yang menerangi kegelapan malam dan menunjukkan arah perjalanan. Dengan ilmu manusia dapat membedakan antara yang hitam dan putih, yang benar dan salah, yang baik dan buruk. Dengan ilmu pula manusia dapat berkarya; menciptakan pesawat, membangun gedung, menciptakan aneka karya seni dan lain-lain. Semuanya itu tidak semata-mata timbul tanpa adanya ilmu.
Al-Qur’an yang pertama kali turun pun amat menekankan pentingnya ilmu. “Iqra! Bacalah!” (surat al-‘Alaq) menunjukkan bahwa hal pertama yang diperintahkan oleh Allah kepada Muhammad adalah menuntut ilmu. Bahkan menuntut ilmu/Thalabul ‘Ilmi merupakan kewajiban yang harus ditunaikan sepanjang hayat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

“Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimat, mulai dari ayunan (sejak lahir) hingga masuk liang lahat (sampai menninggal dunia).”
Dalam hal ini, Islam tidak hanya mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu agama saja, akan tetapi semua ilmu sebagaimana sabda Nabi yang artinya: “Carilah ilmu walau ke negeri Cina”. Mengapa Nabi menggunakan kata Cina dalam sabdanya? Padahal Cina bukanlah negara Islam, juga bukan gudang pengetahuan Islam. Cina saat itu adalah negara yang tersohor dengan ketabibannya/dunia medis dan perdagangannya. Itu menunjukkan bahwa umat Islam pun tak boleh mengesampingkan ilmu-ilmu tersebut. Sehingga Islam tidak membedakan secara diametral antara ilmu agama dan ilmu umum/dikotomi ilmu. Yang ada hanyalah ilmu Allah!

0 komentar:

Posting Komentar